Belajar Mendewasa


Yess. Aku dapet AHA momen saat sarapan. You know-lah sarapan favorit ku cuman ada di jabodetabek. Ya, kamu sendiri bisa tebak. Yes. Nasi Uduk. Wkwk. Yaweslah skip. Jangan bahas makanan.

Aku selalu bersyukur diberikan ide untuk menuangkan dalam bentuk tulisan. Tetiba aku mendapatkan ide “Belajar Mendewasa”. Gak tau tuh datang gitu ajah.

Aku teringat dengan video Om Mario yang judulnya Menjadi Dewasa Semuda mungkin. Mudah mudahan bener ya judulnya. Biar kamu bisa cari di youtube.

Jadi inspirasi ini datang ketika ada seorang rekan seangkatan bertanya “terus gimana cara mengatasi candu?”, maksudnya candu akan media sosial. Aku sarankan aja untuk meminjam buku rekan dekatnya. Karena aku tau dia adalah rekan dia dari dia. Haha.

Sifat alamiah manusia adalah ingin dilihat. Jadi inget Max Dillon di film Amazing Spider-Man. Dia sosok yang diabaikan, gak diakui keberadaannya.

Ketika ia memiliki kekuatan super, ia ingin dilihat oleh banyak orang. Malah ketika Harry meminta bantuan Max. ketika diucapkan “I Need you” kemarahannya makin klimaks.

Begitu pun kita saat ini. Memiliki follower, memiliki teman di media sosial membuat kita ingin berbagi dengan apa yang kita lakukan. Gak ada yang salah juga sih. Cuman jadi perkara kalau kita candu dan merusak produktivitas kita.

Oke, kembali ke video Om Mario….

“Dewasa itu pengendalian” nah, misal mau marah, tapi sadar akan dampak akhirnya. Mungkin marah, tapi gak destruktif. Marah yang elegan.

Terus apa hubunganya dengan candu terhadap media sosial dengan video Om Mario yang membahas kedewasaan?

Ya, bener banget! MENGENDALIKAN Diri untuk gak ngeshare apa yang kurang manfaat dan bersifat terlalu ingin dilihat.

Jadi kenapa kita candu nih. Sebenernya karena diri kita sendiri. Misal upload foto dan video di Instagram. Aku pribadi memiliki rasa senang saat ada yang “love” apa lagi komen. Itu alamiah manusia.

Terus buat story, terus ngecek siapa aja yang lihat. Coba hitung berapa kali kita swipe up status kita sendiri hanya untuk melihat siapa yang lihat status kita. Hehe.

Aku menyimpulkan menahan/mengendalikan diri dari keinginan untuk share ke media sosial pribadi adalah cara untuk mengurangi candu dan meningkatkan kedewasaan.

Kan terjadi diaolog tuh sama diri sendiri. Misal saat aku tadi ya kepengen share kutipan dari Ibnu Atha’illah As Askandari dari bukunya Al Hikam. Lah terus aku berdialog.

“apa ini keinginan besar untuk dilihat?”

“apa ini keinginan ku agar dilihat bahwa aku adalah penikmat kitab al hikam?”

“apa perlu aku share?”

Padahal niatnya membaca, aku sadari malah cari kutipan yang keren, terus aku foto lalu aku share di status WhatsApp. Astagfirullah.

Selain barusan itu adalah tindakan manusiawi, juga proses pengendalian diri.

Kesimpulannya…

Mengendalikan ngeshare status/story yang mungkin hanya untuk kesenangan diri bisa membantu mengurangi candu. Jujur ini gak mudah banget. Tulisan pun berupaya menjadi pengingat dikala aku lupa.

Dan mungkin makna kita terhadap ngeshare story yang bersifat pribadi pun berbeda beda. Jadi sekarang aku mencoba belajar mengendalikan diri dan belajar mendewasa.
Sekian. Selamat menikmati hari libur.


Parungpanjang, 10 Mei 2018.
Penikmat Nasi Uduk Nusantara

Komentar