Lah kaget, wong baru bangun tidur. Hehe. Ya nggak nyangka banget. Karena
ada sesuatu yang diharapkan dari Pak (alm.) Hernowo Hasim. Yakni menulis
belajar menulis langsung.
Selama ini aku hanya belajar menulis melalui buku-bukunya. Jadi inget,
awal belajar nulis, dari kursus menulis Metode 2JT Agus Mitha(2014) dan buku
Quantum Writing Hernowo Haslim(2016).
Aku masih ingat betul, kalau yang membentuk pemikiran ku dalam dunia kepenulisan, membuat ku bertindak untuk
menulis lebih lama dan menggerakkan ku lebih banyak menulis adalah kedua kursus
itu. Bedanya kalau yang pertama itu berbentuk video, kalau satunya lagi
buku.
Banyak pelajaran yang ku dapat dari buku pak Hernowo, karena aku punya
buku dari Mengikat Makna yang ku
beli di google playbooks, Flow di Sosial
Media yang sama ku beli di tempat yang sama. Lalu Quantum Writing, Quantum Reading dan Free Writing.
Bahkan Free Writing saat ku lihat baru masuk ke toko gramedia, aku
langsung beli. Karena aku tau betul karyamu. Pokoknya aku ingin jadi pembaca
utama.
Tengkyu Pak, buku bukumu cukup membuatku ingin menggerakan jari lebih
lama, menulis lebih bahagia, aku cukup merasa kehilangan ketika Allah
memanggilmu. Karena aku cukup mencintai apa bapak sampaikan dalam buku Quantum
Writing dan Free Writing.
Aku mampu menulis bahkan aku mampu menjuarai blog. Karena aku belajar
darimu. Entah ini pesan dari-Nya juga atau memang benar benar panggilan jiwaku.
Kalau aku ingin bisa meneruskan misi hidupmu, bermanfaat melalui buku yang
ditulis. Aku berdoa mudah mudahan Allah jadikan setiap kata yang ku tulis,
tercurah menjadi amal jariyahmu.
Ya Allah baru kali ini bener bener ngerasa buku itu bermanfaat banget
dan ngerasa kehilangan ketika penulisnya udah tiada.
Jadi ngebayangin, kalau aku menulis, apa ada orang yang ngerasa manfaat
seperti ini? Entahlah, yang jelas aku bersyukur mengenal pak Hernowo Hasim
melalui bukunya, walau kemaren cukup senang dapet kesempatan belajar menulis
bareng Hernowo Hasim dari Bentang Pustaka.
Sekarang aku tau dan paham kenapa kursus menulis online terlalu banyak
ditunda, terima kasih pak. Aku akan menyebut namamu ketika aku ditanya siapa
yang mengajarimu menulis.
Mudah mudahan aku bisa melanjutkan misimu. Lalu apa yang ku dapat dari
menulis mudah mudahan berdampak menjadi amal jariyahmu.
Kau memang tak lagi ada di dunia. Tapi karyamu akan dikenang sepanjang
masa. Sekali lagi terima kasih.
Aku bahagia, saat tau kau Allah panggil di hari mulia ini (aku dapet
kabar dari Instagram MizanStore hari kamis pukul 20:30 WIB). masyaaAllah.
Parungpanjang,
Dwi Andika Pratama
Seorang pemuda yang tak suka menulis dan membaca sekarang hidup dari
kedua-nya.[]
Komentar
Posting Komentar