Seingetku inti dari komunikasi yakni persepsi. Karena ketika
aku masih semester satu ada mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi.
Aku
mendapatkan pemahaman kalau PERSEPSI adalah Inti Komunikasi dari Prof. Dedy
Mulyadi. Guru besar FIKOM UNPAD, “dosen lu nih Lis!” (Nur Cholis, kawan dari
Madrasah. Yang berkuliah di Jurnalistik-FIKOM UNPAD) Tuh gue sebut, kali ada
yang nyangkut wkwk.
Kemaren malam aku mencoba untuk mengubah hal, ya apa lagi kalau bukan
persepsi. Kami sudah lama kenal tapi cuek cuekan, ya sekedar nanya atau lempar
komenan status. Tapi malam itu aku merasakan beda. Hahaha.
Yaudah aku ajak teleponan aja. Btw, ini teman ku kenal dari grup
komunitas menulis online (KMO Batch8). Yeah, seinget ku tahun 2016 itu kami bergabung dan mempelajarinya.
Aku sendiri menulis target 7 Juli 2017 kalau buku ku terbit. Karena saat itu panjang waktu antara ku tulis target ku dengan kondisi saat itu
adalah 7 bulan.
Kan mayan banget tuh. Ya akhirnya gak kecapai. Karena yang dikejar
adalah gengsi dan duit.
Gengsi bisa nulis dan terbit di Gramedia terus kepengen cepet dapet duit
dari buku. Asli ini NGIMPI! Belom terbit udah ngebayangin ke sana. Belum juga
selesai naskahnya, eh udah mikirin ke sana.
Okehh lanjut.
Persepsi itu Ilusi
Kami akhirnya saling menyalahkan diri sendiri. Aku beranggapan dia yang
suka menghindar kalau chat, walau saat itu lagi asik diskusi. Begitu pun dia,
berpersepsi aku ini orangnya tertutup dan tak mau diganggu. WOW!
Seketika ketika kami menyampaikan apa yang terjadi sebenernya. Ibarat
bom buklir meledak. DHUARR!!!. Seketika persepsi itu terpatahkan. Kami menjadi tak
canggung lagi. Apalagi orang ku kenal ini lebih popular di mata para aktivis
wkwk.
Karena aku kasih tau namanya pun kamu gak bakalan tau. Ya, namanya Dewi.
Dia tinggal dan asli bandung, belom pernah ketemu tapi ada interaksi.
Mungkin sama sama
mahasiswa yang di bawah naungan Muhammadiyah, jadi ada irisan yang bisa
perbincangkan.
Pada akhirnya kami berbincang lebih dari sekedar ngobrolin menulis,
kampus, organisasi, ya kemana aja yang penting nyambung. Jangan tanya aku
ngobrolin apa yak wkwk.
Bukan Mengubah Dunia, tapi Ubah Persepsi
“Persepsi adalah awal perubahan dan perubahan adalah awal kemajuan.” Dr. Ibrahim Elfiky
Alkisah ada seorang raja yang dihadapkan kondisi dimana ia
merasakan pusing yang tak biasanya. Segeralah dipanggil penasihat. Setelah
penasihat menemui sang Raja. Akhirnya raja tau harus melakukan apa.
Karena saran dari penasihat adalah Raja hanya perlu melihat alam terbuka
atau warna yang hijau. Maka seketika raja memerintahkan untuk mengecat seluruh
istana menjadi warna hijau agar ia tak merasakan pusing lagi.
Namun, penasihat berkata kepada Sang Raja yang sedang asik
memerintah anak buahnya untuk segera mengecat.
“Wahai Raja. Aku yakin engkau adalah yang bijaksana. Izinkan ku untuk
menyampaikan saran”
“Wahai penasihatku. Silakan sampaikanlah”
“Baginda, alangkah baiknya baginda menggunakan kaca mata berkaca hijau
agar tak perlu repot untuk mengubah warna istana ini menjadi hijau”
Tak banyak berpikir, Sang Raja segera memerintahkan anak buahnya untuk
mencarikan kacamata dengan kaca berwarna hijau. Mungkin kalau Maria hidup di
zaman kerajaan ini udah laris kali tuh hahaha. (tuh Mar, biar laris jualan kacamatanya).
Seketika pandangan Sang Raja menjadi hijau. Dan kini raja merasakan
kedamaian dan ketenangan.
See, kita ketahui apa yang dilakukan oleh Raja. Yang mesti diubah
adalah persepsi kita, pandangan kita terhadap objek, bukan sebaliknya. Bahkan
ada frasa yang berbunyi “Objek itu netral. Tapi persepsi kita yang memberikan
makna”
Baiklah, sekarang aku mesti berhati hati menyampaikan kepada orang yang
kurang ngerti. Karena bisa jadi salah persepsi. Mending pusing buat nyampein
supaya bisa diterima, daripada salah paham. Wkwk.
Yaudah, see you the next post!
Komentar
Posting Komentar