Tidak Mulai dari Nol

Meski beberapa minggu yang lalu gue mengumungkan akan ada yang baru, yakni mulaidarinol.com, tapi tulisan ini bukan tentang itu.

Hampir 10 tahun yang lalu, gue belajar menulis, dan masih terus belajar hingga hari ini.

Gue setuju hambatan terbesar seorang penulis adalah ketika dia menanggap dirinya udah ahli, udah mahir.

Emang jadi paradoks, sih, ya, ketika kita belum bisa, berbuatlah atau bertindaklah seolah-olah kita seorang maestero.

Tapi saat kita udah bisa, lalu menganggap diri kita master, kita malah kehilangan untuk mengeksplor pengalaman baru. Karena takut berubah feelingnya. Wkwk.

Ada apa ini?

Seperti kita waktu kecil, masih jadi anak SD, imajinasi dan rasa penasaran kita tinggi sekali.

Kenapa ketika makin bertambahnya usia, kita malah mikir dua kali untuk bertanya tentang hidup, bertanya tentang apa yang sebenarnya kita inginkan, bahkan bertanya tentang sesuatu yang menganggu zona nyaman kita.

Pagi itu, setelah solat subuh, gue memutuskan untu mengambil buku The Everyday Hero Manifesto karya Robin Sharma, yang sebentar lagi habis gue baca, fuih, tebel banget, tapi worth it untuk meluangkan waktu membaca buku itu.

Ada satu kutipan yang gue dapetin dari buku itu, “yang membuat seorang menjadi master adalah bahwa mereka tidak pernah berpikir bahwa mereka adalah seorang master.”

Bahkan ketika gue ikut talk show yang di dalamnya ada Om Piring, penulis Filosofi Teras, pernah bilang, “cara agar lancar menulis adalah menganggap diri kita bukan penulis yang baik.”

Om Piring dapetin itu dari Mba Dee Lestari.

Dan gue setuju, karena ketika kita merasa penulis yang udah baik, udah keren, udah bisa, ada belenggu yang bikin kita jadi mandek,

“ah, gue kan penulis yang udah baik, udah hebat, masa kayak gini aja ditulis, sih?”

Berawal dari sini, yang menurut gue writer’s block terbentuk, ya, meskipun masih ada 6 penyebab lainnya, kenapa kita writer’s block.

Intinya adalah, senantiasa menanggap diri masih belum bisa, tapi dengan perasaan optimis untuk belajar.

Yang kurang tepat adalah merasa belum bisa, tapi rasanya pesimis, nggak ada dorongan untuk belajar, untuk eksplor.

Anyway, buat lu yang perfeksionis banget ketika nulis, saran gue cobalah Aturan Menulis 3K, dimana lu bakal menemukan kemudahan untuk menulis.


Menulis setiap hari, akan mengencangkan otot menulismu.


Menulis postingan ini pun bagian dari mempraktekkan Aturan Menulis 3K.

Kenapa gue menulis seperti ini lagi?

Karena gue kangen masa-masa belajar menulis, tanpa ada beban, just write, yang isinya menceritakan kisah pribadi, tapi dikaitkan dengan pengetahuan yang gue baca.

Gue nggak expect tulisan ini ada yang baca, tapi minimal tulisan ini gue persembahkan untuk diri sendiri.

Soalnya gue nulis ini gara-gara gue liat tulisan gue di Facebook, yang, “kok keren, ya, kalau gue tulis ulang kayak gini, jadi pengingat yang baik buat gue sendiri.”

Dan kenapa nggak mulai dari nol, karena start gue berbeda dengan start ketika pertama kali belajar.

Setidaknya pengetahuan dan pengalaman yang akan gue sajikan, nggak sesempit ketika pertama kali belajar.

Karena gue mau terus improve.

So, selamat mencoba Aturan Menulis 3K.

Selamat mencoba.

Komentar